Menjadi dewasa, adalah proses aksiomatik yang terjadi pada setiap diri manusia normal. Karena, bila proses itu tidak berjalan demikian, itu berarti ada yang tidak normal dalam diri manusia itu.
Menjadi dewasa,
adalah juga suatu keputusan yang penuh tanggung jawab dan konsekuensi. Karena,setiap orang dewasa akan selalu bertanggung jawab penuh akan apa yang dikerjakannya, dan memahami betul
bahwa setiap perbuatan akan ada
konsekuensi logisnya.
Menjadi dewasa, adalah juga suatu pilihan dalam
menyikapi segala ujian kehidupan. Karena, betapa banyak manusia yang
memilih cara kekanak-kanakan dalam menyelesaikan urusan atau masalah
kehidupannya, berjiwa kerdil, lari dari tanggung jawab, tidak menerima
kenyataan, dan lain sebagainya, itulah diantara sifat yang menunjukan
ketidak-dewasaan seseorang. Termasuk didalamnya bagaimana berprilaku,
dan berinteraksi kepada sesama manusia.
Untuk menjadi dewasa,
seseorang harus memperhatikan beberapa hal yang menjadi tolak ukur
apakah orang tersebut telah menjadi dewasa, atau belum. Diantara
faktor-faktor itu adalah:
Kematangan berfikir: Seorang yang
dewasa, tahu bagaimana harus berfikir sebelum bertindak (berbuat). Ia
tahu betul pentingnya perencanaan sebelum melakukan suatu hal, dan
evaluasi setelah melakukannya; tidak serta merta, dan tidak
“grabak-grubuk”. Seorang yang dewasa dapat berpikir logis, dan kritis.
Kedewasaan emosional: Seorang yang dewasa, dapat memahami dan
mengendalikan gejolak emosinya. Justru itulah yang membedakannya dengan
seorang anak kecil, yang tidak tahu mengapa ia emosi dan bagaimana
mengendalikannya. Ia mampu menyalurkan dan menempatkan emosinya pada
sesuatu yang benar, tidak salah kaprah.
Kecerdasan ruhaniyah:
Seorang yang dewasa, memiliki jiwa yang tenang; dalam arti tidak ada
kegundahan yang menyebabkan jiwanya labil. Kecerdasan ruhaniyah adalah
kemampuan ruhani untuk meyakini dan memahami, bahwa ketenangan sejati
itu bersumber dari yang Maha Menenangkan. Ruhani yang cerdas, mampu
mengetahui betul bahwa banyak keterbatasan yang ia miliki, sehingga ia
dapat menempatkan diri di hadapan Sang Penciptanya, mengetahui hak-Nya,
dan melaksanakannya dengan penuh tanggung jawab dan keikhlashan.
Kepekaan sosial: Seorang yang dewasa, akan melihat dirinya adalah bagian
dari masyarakat. Suatu komunitas hierarki yang majemuk. Kepekaan hati
terhadap masalah dan kondisi sosial realita, akan mampu
menumbuh-kembangkan rasa empati, yang menepis jauh-jauh rasa egois dalam
berbuat suatu hal. Seorang yang dewasa akan sangat peka, bahwa apa yang
dia berikan hari ini kepada orang lain, suatu saat akan dia terima dari
orang lain.
Penjelasan diatas jelas belum cukup. Itu semua hanya
permukaan saja. Masih banyak aspek yang dapat dikaji lebih dalam lagi,
dari suatu sikap dan sifat yang menunjukan kedewasaan seseorang.
Namun,
setidaknya, ada yang perlu diingat disini, bahwa menjadi dewasa itu
tidaklah sulit, dan bukan hal yang menakutkan. Untuk menjadi dewasa
hanya dibutuhkan pengalaman, dan kemampuan mengambil hikmah dari
pengalaman itu tentunya. Sementara pengalaman itu, bergantung pada
waktu. Itu berarti, sudah seharusnya seorang yang semakin tua, semakin
banyak pula hikmah dan ibroh dari pengalaman yang ia miliki dalam
hidupnya. Itu sudah cukup membuatnya menjadi lebih bijak dalam menjalani
hidup. Dan sifat bijak adalah milik orang-orang yang dewasa. Maka,
belajarlah untuk menjadi seperti itu…
Setelah pengalaman, ada satu
lagi yang penting, yaitu: Keluasan pergaulan. Untuk mengambil makna dari
luasnya pergaulan, sangat bergantung pada: dengan siapa kita bergaul,
dan apa yang bisa kita dapat perbuat dalam pergaulan tersebut (kebaikan
tentunya).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar